Kamis, 12 November 2015

Ikan Asin Dalam Kemasan

Ikan asin adalah makanan yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan dengan menambahkan banyak garam. Dengan metode pengawetan ini daging ikan yang biasanya membusuk dalam waktu singkat dapat disimpan di suhu kamar untuk jangka waktu berbulan-bulan, walaupun biasanya harus ditutup rapat.Selain itu daging ikan yang diasinkan akan bertahan lebih lama dan terhindar dari kerusakan fisik akibat infestasi serangga, ulat lalat dan beberapa jasad renik perusak lainnya.
Untuk mendapatkan ikan asin kita bisa datang ke pasar yang harganya relative terjangkau. Hal ini yang sering tidak disadari oleh beberapa pedagang kalau harga yang mereka tawarkan bisa sedikit dinaikan dengan hanya mengemas makanan yang mereka jual. Jika kita mau menilik ikan asin kemasan yang dijual di mal tentunya harganya akan lebih tinggi.
Masalah yang sering ditemukan dalam memasarkan sebuah produk adalah kemasan. Hal tersebut sering kurang disadari oleh sebagian besar pelaku usaha kecil di Indonesia. Pada umumnya mereka tidak sadar atau kurang memahami bahwa kemasan yang baik dan menarik akan mendatangkan nilai lebih pada produk yang dijual.
Pada umumnya pengusahan kecil kita masih cenderung berpikir tradisional yang hanya mengandalkan pada produk yang dijual, sementara kemasannya biasa saja (plastik biasa). Beberapa dari mereka tidak sadar bahwa nilai produk mereka dapat bertambah jika membalutnya dengan kemasan yang menarik.
Di luar negeri tren kemasan kreatif bukan hal yang baru lagi. Produk makanan bahkan kerajinan pun dibungkus dengan kemasan menarik, yang eye catching. Tak dapat disangkal, konsumen umumnya akan tertarik dengan produk-produk yang dibungkus dengan cantik. Ini perilaku umum konsumen, hal pertama yang membuat mereka tertarik membeli suatu barang adalah kemasan barang tersebut.
Perilaku konsumen ini sangat disadari oleh pelaku usaha di luar negeri, entah itu pengusaha kecil ataupun besar. Karenanya model-model kemasan cantik dan kreatif banyak bermunculan. Mereka berlomba-lomba membuat kemasan sekreatif mungkin.
Sebenarnya kalau dilihat isinya, ya itu-itu saja, kadang tidak istimewa. Coklat-coklat di luar negeri misalnya, dikemas dengan cantik yang menggoda konsumen untuk membeli, padahal isinya biasa saja. Di Indonesia, kita punya banyak sekali produk berkualitas yang dihasilkan oleh industri kecil, apakah itu makanan, kerajinan, atau komoditi lain, namun karena kemasannya tradisional atau biasa-biasa saja, menjadi kurang menarik.Buntutnya, produk menjadi sulit bersaing.
Mengubah cara berpikir pelaku usaha kecil akan pentingnya kemasan kreatif, sebenarnya tidaklah mudah. Betapa sulitnya meyakinkan mereka bahwa kemasan yang baik dan kreatif bisa menggandakan keuntungan mereka.
Mereka tidak akan paham. Tapi kalau kita beri contoh-contoh, termasuk hitung-hitungan keuntungan yang didapat dengan kemasan kreatif, dibanding dengan pembungkus biasa, barulah mereka mengerti. Tapi, kan, yang memahami hanya yang ikut seminar, sementara begitu banyak pelaku usaha kecil di Indonesia ini, tidak ikut seminar. Jadi edukasi soal kemasan untuk meningkatkan daya jual, daya saing, memang harus terus menerus diberikan.
Jadi sebenarnya jika kita mau mencoba mengemas makanan yang kita jual itu akan membuat nilai jual dagangan kita bertambah. Kita bisa melihat harga ikan asin dalam kemasan di mal yang terkemas rapih tentu harganya akan jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan ikan asin yang dijual di pasar. Untuk kemasan bisa dimulai dari kemasan-kemasan kecil dengan berat 100 gr. Yang bisa dibalut dengan sterofoam dan plastic wraping di atsanya yang membuat ikan asin lebih tampak menarik. Atau juga bisa dibungkus plastic yang rapih dan diberi label merk, hal tersebut juga bisa membuat pembeli lebih tertarik. Kita bisa membuat merk kita sendiri.

Nah, mulai dari sekarang cobalah untuk berpikir lebih kreatif guna meningkatkan daya saing kita. Cintailah produk dalam negri  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar